
Ustad Dr. Andri Nirwana. AN, S.TH, M.Ag
PERAN AKIDAH KELUARGA DALAM MENANGKAL PENYAKIT SOSIAL
Oleh: Ustaz Dr. Andri Nirwana AN, S.TH, M.Ag*
Keluarga merupakan lembaga pemantapan Aqidah, cikal bakal penyusunan kematangan individu dan struktur kepribadian individu dalam keluarga. Anak anak mengikuti orang tua dan berbagai kebiasaaan serta perilaku moral yang ada di dalam keluarga. Anak anak mendapatkan pendidikan bahasa, nilai-nilai, kecenderungan dan kriteria yang benar dan jauh dari ketimpangan. Tugas dan kewajiban keluarga adalah menyelamatkan rasa kasih sayang, kedamaian, menghilangkan kekerasan, membentuk menjadi pribadi yang tangguh, kuat serta Mandiri bagi setiap anak anak dalam keluarga.
Keluarga berfungsi sebagai lembaga pengalaman pertama anak anak yang mendidik dengan kurikulum nilai Agama dan terpadu dengan nilai akhlaq sosial, sehingga terbentuklah sikap tolong menolong, tenggang rasa, damai dan sejahtera atau dengan pengertian lain yaitu terbentuk keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Menurut fuad Ihsan, keluarga berperan dalam meletakkan dasar pendidikan agama dan sosial(Ihsan:2001, hal 18).
Tugas calon ayah yang pertama sekali adalah mencari calon ibu yang mempunyai kriteria taat beragama, keturunan yang baik, Cerdas, berpendidikan, penyabar, amanah, tidak mandul, penyayang, taat pada suami, ada juga sisi tambahan yaitu kaya, cantik, tidak matre, perawan, senang bila dipandang. Dari kriteria ini yang terpenting adalah paham dan taat beragama. Ayah juga harus mempunyai karakter yang demikian juga (Hadis Tabrani, status Hadis Hasan).
Tugas ayah mencari rezeki yang halal, menjadi pemenuhan kebutuhan konsumsi keluarga seperti sandang, pangan, papan dan Hiburan. Nabi bersabda: tidak akan masuk syurga, badan yang diberi makan dengan makanan yang haram. Hal Ini yang harus diingat bagi setiap para suami untuk menjaga konsumsi keluarga dari hal hal yang dilarang dalam agama seperti Hasil Riba, Hasil Suap, Hasil sms penipuan, jual narkoba, merampok, mencuri, memeras bawahan, ambil fee proyek dan lain-lain.
Dampak dari makanan yang halal yang dikonsumsi oleh anak yaitu cerita Imam Bukhari kecil, ketika menuntut ilmu di Majelis ilmu tidak pernah membawa alat tulis, semuanya beliau hafalkan, ini akibat orang tua imam bukhari tidak memberikan nafkah yang syubhat kepada anak anaknya. Sebaliknya nafkah yang diperoleh dari rezeki yang haram akan memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan dan pembinaan keluarga, sehingga upaya menghadirkan syurga dalam keluarga akan mustahil.
Ibu merupakan Guru pertama bagi anak anak di rumah, ibu merupakan gudang ilmu, pusat peradaban, wadah menghimpun sifat sifat mulia. Ia membawa peran penting dalam kehidupan, jika salah dalam mendidik dan menanamkan akhlak pada anak, tentu menjadi awal kehancuran generasi berikutnya. Ibu harus menjadi contoh yang baik di depan anak anak, Ibu harus memiliki ilmu pengetahuan umum, pandangan hidup, akhlaq yang baik, berpendidikan dan penyabar dalam mendidik, serta selalu membangun komunikasi dengan ayah terhadap perkembangan keluarga, ibu harus menanamkan sikap mandiri dan berani kepada anak anak, menanamkan nilai nilai luhur islam
Seyogyanya pendidikan dalam keluarga dimulai dari dalam kandungan, tapi disini kami hanya menjelaskan secara umum tentang tahapan tahapan yang kami anggap perlu. Apabila seorang anak telah sampai pada masa baligh, maka ibu dan bapaknya tetap harus mengingatkannya tentang ilmu-ilmu yang berkaitan dengan iman serta perintah dan larangan serta selalu mendorong anak, memperingatkan anak tentang kewajiban dan larangan tersebut seperti shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjauhkan diri dari perbuatan yang haram seperti durhaka pada orang tua, zina, liwath (homoseks), minum khamar, makan harta orang secara batil, riba, khianat dan lain lain(Haddad:2005, hal 74).
Selain dari pendidikan keluarga, Pendidikan lingkungan juga mempengaruhi dalam membentuk karakter anak. Ada anak yang berkarakter, keras, lemah lembut, pemarah, pemaaf, dermawan, pelit, individualis, sosialis dan lain nya, semua terbentuk secara tidak langsung dari lingkungan mana dia berasal. Islam sangat menekankan untuk memilih lingkungan yang baik, karena lingkungan yang baik adalah tempat bermukimnya orang orang saleh dan tentu saja akan memudahkan diri dan anggota keluarga selalu bergaul dengan mereka dan meneladani sifat baik mereka. Allah berfirman “ Hai orang orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang orang jujur” (At Taubah: 119). Makna ayat ini bergaullah dengan orang-orang yang jujur, agar kamu menjadi seperti mereka karena seseorang itu akan selalu meneladani teman pergaulannya. Perintah kita mencari teman yang baik seperti seorang laki laki di kalangan Bani israel melakukan pembunuhan 100 jiwa manusia, lalu dia bertaubat, maka ulama itu menyuruh dia meninggalkan tempat tinggalnya menuju sebuah perkampungan yang diisi oleh orang orang shaleh(Hadis Bukhari No 3283 dan Hadis Muslim 2766). Hadis ini menyuruh mencari lingkungan yang baik yang dihuni oleh orang orang shaleh.
Isu isu yang melanda hari ini dapat diselesaikan melalui pembentukan keluarga yang Islami. Misalnya isu isu tentang prostitusi dan LGBT. Dua isu ini sangat mudah diselesaikan dengan Islam, langkah pertama yaitu dengan memantapkan keimanan individu keluarga, kemudian menyebutkan ayat-ayat yang melarangnya, kemudian menyebutkan hikmah pensyariatan dilarangnya, lalu disebutkan bahaya mendekatinya secara kesehatan, membuat regulasi di lingkungan menangkal isu tersebut. Maka dengan pendekatan ini, insyaallah masalah tersebut akan cepat teratasi.
Isu Narkoba menurut agama adalah haram mengkonsumsinya atau mengedarkannya. Penyelesaiannya yaitu dengan menanamkan kesadaran beragama yang kuat dan norma lingkungan yang mengikat, maka narkoba ini juga akan hilang dengan sendirinya. Bila pemeluk agama sangat berorientasi dalam ekonomi, maka ekonomi lewat menjual Narkoba adalah sangat jelek dan masuk dalam usaha yang diharamkan Allah swt.
Terorisme adalah tindakan tercela. Islam sangat membenci namanya perusak tatanan yang sudah bagus. Teror ini bisa dilakukan oleh siapa saja, yang sifatnya politik, baik motif ekonomi, sosial, bahkan agama. Keluarga berperan sebagai Benteng mendidik anak anak agar paham betul akibat dari melakukan Teror atau pun kerusakan. Hal ini juga sangat dibenci oleh Allah swt dalam Al Qur’an Surat al ‘Araf ayat 56.
Aqidah dalam individu anggota keluarga sangat berpengaruh dalam memberantas isu isu yang kami sebutkan tadi. Semoga kita mampu menciptakan keluarga yang menjadi benteng bagi maraknya isu isu yang berkembang, yang merugikan nusa dan bangsa. Namun tidak semua keluarga mampu mendidik anak secara penuh dan lengkap, keterbatasan ekonomi dan waktu cenderung menjadi penyebab pertama dalam pendidikan anak. Sehingga mengakibatkan keluarga menjadi rapuh, rapuh yang dimaksud disini yaitu rapuh Aqidah dan rapuh bidang ekonomi. Adanya peran pemerintah untuk membantu keluarga keluarga miskin dalam penguatan ekonomi dan Aqidahnya, guna menangkis isu isu yang menyebar dewasa ini.
*Dosen Pendidikan Agama Islam pada UPT MKU UNSYIAH