Prof Marwan Apresiasi Pameran dan Lomba Poster Pembelajaran di Lingkungan UPT MKU USK
DARUSSALAM – Suasana Lobi Gedung RKU I Universitas Syiah Kuala (USK) tampak semarak pada Rabu (7/5), memasuki hari kedua kegiatan Pameran dan Lomba Poster yang diselenggarakan oleh Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum (UPT MKU). Kegiatan yang berlangsung sejak 6 Mei dan akan berakhir pada 9 Mei 2025 ini menampilkan sebanyak 277 poster hasil karya mahasiswa dari berbagai Mata Kuliah. Hari kedua di agendakan dipamerkan poster dari Mata Kuliah Pancasila dan Mata Kuliah Kewarganegaraan.
Khusus pada hari kedua, sebanyak 74 poster dipamerkan, yang terdiri dari 38 poster karya mahasiswa Mata Kuliah Kewarganegaraan dan 36 poster dari Mata Kuliah Pancasila. Setiap karya mengangkat isu-isu aktual yang berkaitan dengan nilai-nilai kejujuran untuk MK Pancasila, dan Isu demokrasi untuk MK Kewarganegaraan.
Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Marwan, ditengah-tengah kesibukannya, hari ini Rabu (7/5/2025) turut hadir meninjau langsung pameran tersebut. Dalam kunjungannya, Rektor menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya terhadap pelaksanaan kegiatan ini. Ia memuji peran aktif UPT MKU dalam menciptakan ruang ekspresi dan refleksi bagi mahasiswa melalui media poster.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini, karena mampu membuka ruang bagi mahasiswa untuk menyuarakan pemikiran kritis mereka terhadap isu-isu karakter dan nilai-nilai kebangsaan,” ujar Marwan.
Dalam kunjungan tersebut, Rektor turut didampingi oleh Wakil Rektor III USK, Prof. Dr. Mustanir, M.Sc., Kepala UPT MKU USK, Dr. Teuku Muttaqin Mansur, MH, Sekretaris Universitas, Dr. Teuku Meldi, serta para dosen, staf, dan sejumlah mahasiswa dari berbagai program studi.
Rektor juga menyempatkan diri berdialog langsung dengan beberapa kelompok mahasiswa peserta pameran. Salah satu poster yang menarik perhatian beliau berasal dari kelompok mahasiswa Mata Kuliah Pancasila dengan judul “Demi Absensi Jangan Korbankan Integritas”. Poster tersebut mengangkat fenomena yang cukup marak di kalangan mahasiswa, yaitu praktik “titip absen” baik secara langsung maupun daring.
Dalam diskusi tersebut, Rektor menanyakan secara langsung kepada mahasiswa apakah fenomena itu benar-benar terjadi di lingkungan kampus. Nur (18), salah satu perwakilan kelompok, membenarkan hal tersebut. “Iya, Pak. Masih banyak mahasiswa yang tidak hadir di kelas, namun tetap melakukan absen online lewat bantuan teman mereka,” ungkapnya.
Rektor menanggapi hal tersebut dengan serius, seraya menekankan pentingnya menanamkan nilai kejujuran sejak dini, bahkan dalam hal-hal yang dianggap sepele sekalipun. “Integritas itu harus dimulai dari diri sendiri, termasuk dalam kehadiran kuliah. Kalau hal sekecil ini sudah dikompromikan, bagaimana nanti saat kita menghadapi tanggung jawab yang lebih besar di masyarakat?” tegasnya.
Poster lain yang turut menyita perhatian Rektor berasal dari kelompok mahasiswa Mata Kuliah Kewarganegaraan dengan tema “Satu Suara Seribu Perubahan”. Poster ini terinspirasi dari pemilihan Ketua BEM USK yang berlangsung beberapa waktu lalu. Mahasiswa menyoroti rendahnya partisipasi mahasiswa dalam proses demokrasi di kampus, sekaligus mendorong kesadaran akan pentingnya suara individu dalam menentukan arah kepemimpinan mahasiswa.
Saat berdialog dengan kelompok tersebut, Rektor bertanya mengenai data partisipasi mahasiswa dalam pemilihan Ketua BEM terakhir. Laila (19), anggota kelompok, menjelaskan bahwa tingkat partisipasi tercatat sekitar 49%. “Kami juga melakukan wawancara terhadap mahasiswa yang tidak ikut memilih, dan banyak dari mereka merasa bahwa memilih tidak penting atau bukan bagian dari tanggung jawab mereka,” jelas Laila.
Wakil Rektor III USK, Prof. Dr. Mustanir, M.Sc., menambahkan bahwa partisipasi dalam pemilihan Ketua BEM tahun ini memang meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Kita perlu terus mendorong kesadaran politik mahasiswa agar mereka sadar akan pentingnya kontribusi dalam kehidupan demokrasi, meski dalam skala kampus sekalipun,” tambahnya.
Lebih dari sekadar pameran seni visual dan kewajiban memenuhi tugas perkuliahan, kegiatan ini menjadi ruang pembelajaran yang mendalam bagi mahasiswa untuk mengintegrasikan pemahaman teoritis dari mata kuliah dengan kenyataan sosial di sekitarnya. Setiap poster tidak hanya menjadi karya seni, tetapi juga pernyataan sikap terhadap realitas yang dihadapi generasi muda saat ini.
Menutup kunjungannya, Rektor USK menyampaikan harapan agar seluruh karya mahasiswa tersebut tidak hanya berhenti pada pameran fisik. Ia mendorong UPT MKU untuk melakukan digitalisasi terhadap semua poster yang dipamerkan dan mempublikasikannya melalui media digital universitas.
“Poster-poster ini mencerminkan pemikiran kritis dan kepedulian sosial mahasiswa USK. Saya berharap karya-karya ini bisa disimpan sebagai arsip digital dan juga bisa dilihat oleh lebih banyak mahasiswa lainnya. Ini bisa menjadi bahan pembelajaran dan inspirasi,” harap Marwan.